Berikut adalah dua contoh di mana harga pembuatan deterjen dapat bervariasi secara signifikan. Terkadang, memaksa pembuat deterjen untuk membayar lebih banyak uang untuk barang-barang yang diperlukan untuk membuatnya. Hal ini membuat sulit bagi perusahaan seperti Liangpeng untuk mengestimasi pengeluaran mereka. Ada cara untuk mempelajari lebih lanjut tentang apa biaya-biaya tersebut dan bagaimana mengelolanya.
Ada banyak bahan berbeda yang digunakan untuk membuat deterjen. Beberapa dari bahan-bahan ini — minyak, bahan kimia — bisa mahal. Harga bahan-bahan ini bisa naik jika pasokannya terbatas atau sulit dibuat. Dalam kasus-kasus ini, biaya produksi deterjen juga meningkat. Penting bagi perusahaan seperti Liangpeng untuk memantau biaya-biaya ini dengan cermat. Mereka harus tahu kapan mereka bisa membeli bahan-bahan tersebut dan tetap mendapatkan keuntungan.
Ketika biaya untuk membuat detergen lebih mahal, perusahaan seperti Liangpeng harus menghemat di suatu tempat. Mereka bisa mencoba menemukan pengganti yang lebih murah untuk bahan-bahan yang mahal. Mereka juga bisa berusaha membeli bahan dengan harga lebih rendah. Hal itu memungkinkan mereka untuk memproduksi detergen dan setidaknya impas. Perusahaan juga bisa berbicara dengan pemasok mereka dan meminta diskon atau penawaran eksklusif, yang dapat membantu mengurangi biaya mereka juga.
Detergen bukanlah satu bahan saja. Beberapa di antaranya adalah air, surfaktan, pembangun, dan enzim. Air membantu mencampurnya menjadi satu. Surfaktan mengangkat noda dari pakaian. Dengan menggunakan pembangun, Anda bisa membuat surfaktan lebih efektif. Enzim memecahkan noda yang membandel. Semua bahan ini memiliki harga. Perusahaan-perusahaan perlu mengetahui berapa banyak masing-masing bahan yang harus ditambahkan dan di mana mereka bisa mendapatkan harga terbaik.
Harga komoditas dasar untuk membuat deterjen bisa benar-benar bervariasi. Ada banyak alasan untuk membeli dan menjual bahan-bahan ini. Perusahaan seperti Liangpeng harus selalu mengikuti perubahan tersebut. Mereka harus mengetahui kapan harus membeli bahan dan kapan harus menahan diri. Mereka dapat melakukan hal itu dengan membaca berita atau berbicara dengan perusahaan lain. Hal ini memungkinkan mereka untuk merencanakan ke depan agar dapat terus membuat deterjen.
Pintar dalam mengelola uang: Perusahaan seperti Liangpeng. Mereka perlu mengetahui biaya pembuatan deterjen dan berapa harga jualnya. Mereka perlu menyusun anggaran untuk mempertimbangkan di mana mereka akan menghabiskan uang mereka. Mereka dapat mencapai hal ini dengan memantau biaya bahan yang dibutuhkan. Mereka juga dapat berkomunikasi dengan pelanggan yang membeli deterjen mereka dan mengetahui apakah mereka mendapatkan cukup uang atau jika ada sesuatu yang perlu diubah.